Sabtu, 29 Agustus 2015

Stage 1 Level 2

TEEETTTTT

Andai saja aku mengikuti ujian pemulihan musim panas kemarin. Mungkin hari ini aku
tidak akan terjebak oleh guru sialan ini di lorong kelas 1.

“Oh Penyesalan. Kenapa kau selalu saja datang terlambat!” bisik ku pada diriku sendiri dengan suara yg agak parau. Di
tambah lagi pegangan erat lengan Asher-sensei di leherku ini sangat menyiksa.

“bwahahaha” tawa khasnya mulai membanjiri
telingaku. Sepertinya ia mulai gagal kalem saat suasana sepi.

“Makanya jangan kebanyakan nge game
mulu…” ujar Asher-sensei dengan tertawanya di sela omongannya.

“sepertinya ada celaan khas mu yg tertinggal” aku menyelanya.

“…sayang noh muka kalo yg bisa nikmati cuma karakter visual doang” lanjutnya

“nah itu yang ku maksud dengan celaan yg tertinggal”

**

Ruang kelas pemulihan memang sudah tidak asing lagi bagi ku.

Meja pengawas di setiap sudut. Jarak bangku antar siswa yg lebih jauh. Timer di depan
meja pengawas utama. Dan yang lebih khas lagi adalah
“JANGAN MENYONTEK!” tulisan itu yg di tulis dengan huruf balok besar di papan tulis.

Asher-sensei yang masuk keruangan ini sambil menggeretku di lengannya membuat beberapa murid disana tertegun. Terutama
gerombolan perempuan itu.

“Jadi anak anak, kita kedatangan peserta
baru disini” katanya tegas sambil memperkenalkan ku.

Tunggu. Peserta baru?

Hei, Aku sudah tercatat sebagai peserta tetap di kelas ini! Dan bukan berarti aku bodoh.

Baru saja aku ingin memprotes soal status keberadaan ku.
Konvetti konvetti yang entah datang dari mana berhamburan di area kelas. Khususnya
tempat dimana aku dan Asher-sensei berada.

“Apa apaan ini” protesku.

“Selamat datang di Player Station Partner ” ujar
mereka semua yang ada disana.

“player station partner ?”
Seorang gadis berdada besar langsung menghampiriku dan memeluk lengan kiri ku,
tepat setelah aku menanyakan itu.

“Player Station Partner adalah tempat dimana kami semua saling membantu orang orang
seperti mu” katanya menjelaskan.

Rambut merah nya yang seperti terlalu lama terkena sinar matahari benar benar ingin
membuat ku tertawa. Terlebih lagi dada besarnya yg menempel pada lenganku
mengingatkan ku pada salah satu karakter visual favorite ku.

“eh? Orang orang seperti ku?” kata ku bingung.

“Yap. Orang tampan seperti mu dan terjerumus ke dunia game” kata seorang gadis berdada rata yang tiba tiba menghampiri ku dan ikut memeluk lengan kanan ku

“tch, tidak ada rasanya” kata ku sambil membuang muka

“apa?”
“dada rata mu itu”

Gadis dengan rambut hitam pekat yg pendek itu langsung menarik tangan ku dan
menendang perutku

“KYAAAA! DASAR LAKI LAKI MESUM!!”

“ARGHH! MAAF MAAF. TAPI MEMANG ITU
KENYATAANNYA” kata ku mengelak

“DASAR MENYEBALKAN!!” kakinya yang tadi ada di perutku kini berpindah posisi di wajah
ku yg tampan.

“Azka. Lucy. Sierra hentikan perbuatan
kalian” suara Asher-sensei memecahkan pertikaian kami. Tidak tidak sebenarnya
mereka duluan yg melakukan itu

“… Jadi Player Station Partner merupakan aliansi yang di kenal untuk membantu kalian
para gamers untuk kembali ke dunia nyata”
ujar Asher-sensei menjelaskan

“kembali kedunia nyata? Apa maksud mu?”

“Ya. Kalian para gamers– tunggu. Maksudku kau, Azka. Harus secepatnya memulihkan
pikiran mu yang tergantung pada dunia game, sebelum game central server di dunia
mengambil alih fikiran kalian” lanjut Asher-sensei

“mengambil alih fikiran?” tanya ku semakin bingung.

“kau ini bodoh atau otak mu sudah di perbudak server itu duluan sih?” tanya Sierra
sengit. Lebih tepatnya menghina sepertinya.

“ya, mengambil alih fikiran. Kau tau banyak game yg di produksi oleh perusahaan ternama
yg berpusat pada central server di Hazu city itu bukan?
Sudah terhitung 1 tahun server tersebut menyelundupkan berbagai virus untuk
menguasai negara ini” lanjut asher-sensei

“me-menyelundupkan virus katamu? Bagaimana bisa?! Bukan kah mereka sudah
melakukan uji coba terlebih dahulu?” aku tidak mengerti apa yg di maksud olehnya.

“begini. Azka. Kami juga tidak tahu kenapa mereka belum juga mengambilmu…”

‘heh?sepertinya kau ingin sekali aku diambil oleh mereka’ batin ku

“..tetapi ada kemungkinan mereka akan mengambil mu nanti. Jadi aku selaku guru yg
tidak pernah kau hormati, dan teman teman yg lebih pandai dari mu akan berusaha menghentikannya tepat sebelum perayaan
tahunan itu berlangsung.” kata asher-sensei panjang lebar.

“perayaan tahunan…”

“heee, itu berarti hanya 3 bulan lagi dari sekarang?!” entahlah, setelah mendengar penjelasan sensei 3 bulan itu menjadi sangat singkat sekali.

“Ya, dan kami ingin meminta bantuan mu” tambah sierra si rambut merah.

“eh,kalau itu…mungkin kalian bisa meminta bantuan pada orang lain” kataku gugup. Atau
mungkin kebingungan

“Azka Pratama! Haruskah aku bertekuk lutut pada mu agar kau mau menuruti permintaan
ku yang satu ini?!” tiba tiba saja asher-sensei mencengram leher ku kuat dan mendorongnya ke papan tulis. Wajahnya yg
terlihat frustasi benar benar menunjukkan kalau itu bukan asher yg ku kenal

“baiklah” kataku akhirnya. Asher-sensei mengendurkan cengkramannya di leher ku dan melepaskan ku.

Aku berdiri sambil memperbaiki kerah baju ku,

“Apa yang harus ku lakukan?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar